1. Definisi
Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada saluran usus sehingga terjadilah diare (diarrhoea) disertai muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi.
Apabila dehidrasi tidak segera ditangani, maka akan berlanjut kearah hipovolemik dan asidosis metabolik dalam waktu yang relatif singkat dan dapat menyebabkan kematian bila penanganan tidak adekuat. Pemberian air minum biasa tidak akan banyak membantu, Penderita (pasien) kolera membutuhkan infus cairan gula (Dextrose) dan garam (Normal saline) atau bentuk cairan infus yang di mix keduanya (Dextrose Saline).
2. Gejala
Pada orang yang feacesnya ditemukan bakteri kolera mungkin selama 1-2 minggu belum merasakan keluhan berarti, Tetapi saat terjadinya serangan infeksi maka tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan kondisi cukup serius sebagai serangan akut yang menyebabkan samarnya jenis diare yg dialami.
Akan tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yang ditampakkan, antara lain ialah :
- Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus.
- Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk.
- Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.
- Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.
- Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah merasakan mual sebelumnya.
- Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
- Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tanda-tandanya seperti ; detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung, hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian.
Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.
Bila dalam anggota keluarga ada yang terkena kolera, sebaiknya diisolasi dan secepatnya mendapatkan pengobatan. Benda yang tercemar muntahan atau tinja penderita harus di sterilisasi, searangga lalat (vektor) penular lainnya segera diberantas. Pemberian vaksinasi kolera dapat melindungi orang yang kontak langsung dengan penderita.
B. Typus
1. Definisi
Merupakan penyakit infeksi akut usus halus, disebabkan oleh sejenis bakteri yaitu Salmonella typhi. Penyakit ini merupakan endemik di Indonesia sebagai daerah tropis, dapat terjadi sepanjang tahun dan hampir di semua daerah di Indonesia. Dapat menyerang segala usia, tapi paling sering menyerang anak-anak.
Bagaimana Terjadinya?
Kondisi tubuh yang tidak fit, menyebabkan daya tahan tubuh menurun mudah terserang penyakit ini. Bakteri Salmonella typhi masuk tubuh manusia melalui makanan dan air yang tercemar. Sebagian kuman dihancurkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai jaringan limpa, plak peyeri, hati dan bagian-bagian lain. Pada organ tersebut bakteri berkembang dan mengeluarkan toksin (racun) sehingga terjadi peradangan yang mengakibatkan demam.
2. Gejala
Gejala-gejala yang timbul bervariasi, seperti; demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, mual, muntah, diare, batuk dan perasaan tidak enak di perut serta kejang. Berikutnya panas badan menjadi tinggi, lidah kotor di tengah, tepi ujung merah dan tremor, gangguan kesadaran, mengigau, sampai koma, detak jantung melemah, kondisi psikis bingung.
Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit typus dapat menyebabkan; komplikasi pembuluh darah jantung, anemia, radang paru-paru, radang hati, ginjal, tulang. Dapat menyebabkan kematian pada penderita karena septicemia, gagal jantung, gagal ginjal atau pneumonia.
3. Pengobatan
Pengobatan Mandiri
Pengobatan mandiri di rumah dapat dilakukan dengan cara:
Pengobatan mandiri di rumah dapat dilakukan dengan cara:
- Istirahat dan jangan banyak bergerak, jaga kebersihan tempat tidur, pakaian dan peralatan yang dipakai pasien.
- Diharuskan makan makanan yang lembut (bubur) dan mengandung Vitamin, Protein, Karbohidrat dan lain-lain.
- Hindari makanan yang keras, beraroma pedas dan asam.
- Hindari minuman yang dingin
- Gunakan Herbal
Typus (PLASHITABA)
Dosis pemakaian Herbal Typus untuk penderita Typus:
Pengobatan
Anak-anak : 3x3 kapsul/hari
Dewasa : 3x5 kapsul/hari
Pemulihan
Anak-anak : 3x2 kapsul/hari
Dewasa : 3x3 kapsul/hari
Pencegahan : 1x2 kapsul/hari
Pengobatan Medis
Jika terjadi gejala typus, segera hubungi rumah sakit, puskesmas atau dokter. Patuhi apa yang disarankan medis agar terhindar dari bahaya sakit yang lebih parah. Minumlah obat sesuai dengan ketentuan secara disiplin. Untuk mempercepat proses penyembuhan, 1/2 jam setelah meminum obat dari dokter bisa dikombinasi dengan meminum Herbal Typus, ini akan mempercepat proses reaksi dan penyerapan obat ke dalam tubuh, tanpa mengurangi efektivitas kerja obat.
C. Disentri
1. Definisi
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah.
Disentri mengacu pada gangguan pencernaan yang ditandai dengan peradangan usus, terutama usus besar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan disentri karena setiap episode diare di mana darah hadir dalam tinja berair. Disentri tersebar di antara manusia melalui makanan dan air yang terkontaminasi. Setelah seseorang terinfeksi, organisme menular tinggal di usus dan dilewatkan dalam tinja orang yang terinfeksi. Dengan beberapa kasus, hewan juga bisa terinfeksi penyakit disentri dan menyebarkan penyakit ke manusia.
Bakteri penyebab disentri umum antara lain kontak dengan bakteri Shigella dan beberapa jenis Escherichia coli (E. coli). Penyebab lain bakteri yang kurang umum dari diare berdarah termasuk infeksi Salmonella dan Campylobacter. Disentri dikaitkan dengan kondisi lingkungan dimana sanitasi yang buruk adalah lazim. Disentri amebic, disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica, yang paling sering ditemukan di daerah tropis dengan kondisi kehidupan yang ramai dan sanitasi yang buruk.
- Bakteri (Disentri basiler)
- Shigella, penyebab disentri yang terpenting dan tersering (± 60% kasus disentri yang dirujuk serta hampir semua kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella [2].
- Escherichia coli enteroinvasif (EIEC)
- Salmonella
- Campylobacter jejuni, terutama pada bayi
- Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan Entamoeba hystolitica, lebih sering pada anak usia > 5 tahun
a. Disentri basiler
Shigella dan EIEC
Salmonella
Campylobacter jejuni
b. Disentri amoeba
Bentuk histolitika (trofozoit) --> invasi ke sel epitel mukosa usus --> nekrosis jaringan mukosa ususร produksi enzim histolisin --> invasi ke jaringan submukosa --> ulkus amoeba --> ulkus melebar dan saling berhubungan membentuk sinus-sinus submukosa --> malabsorpsi --ร kerusakan permukaan absorpsi > ↑ massa intraluminal --> tekanan osmotik intraluminal --> diare osmotik.2. Gejala
Gejala-gejala disentri antara lain adalah:
- Buang air besar dengan tinja berdarah
- Diare encer dengan volume sedikit
- Buang air besar dengan tinja bercampur lender(mucus)
- Nyeri saat buang air besar (tenesmus)
Komplikasi
Referensi:
- Dehidrasi
- Gangguan elektrolit, terutama hiponatremia
- Kejang
- Protein loosing enteropathy
- Sepsis dan DIC
- Sindroma Hemolitik Uremik
- Malnutrisi/malabsorpsi
- Hipoglikemia
- Prolapsus rektum
- Reactive arthritis
- Sindroma Guillain-Barre
- Ameboma
- Megakolon toksik
- Perforasi lokal
- Peritonitis
Disentri basiler
- Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
- Panas tinggi (39,5 - 40,0 C), kelihatan toksik.
- Muntah-muntah.
- Anoreksia.
- Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
- Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).
Disentri amoeba
- Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
- Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (≤10x/hari)
- Sakit perut hebat (kolik)
- Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).
Perhatikan keadaan umum anak, bila anak appear toxic, status gizi kurang, lakukan pemeriksaan darah (bila memungkinkan disertai dengan biakan darah) untuk mendeteksi adanya bakteremia. Bila dicurigai adanya sepsis, berikan terapi sesuai penatalaksanaan sepsis pada anak. Waspadai adanya syok sepsis. 2. Komponen terapi disentri : a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit. b. Diet c. Antibiotika d. Sanitasi
a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit
Seperti pada kasus diare akut secara umum, hal pertama yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan disentri setelah keadaan stabil adalah penilaian dan koreksi terhadap status hidrasi dan keseimbangan elektrolit.
b. Diet
Anak dengan disentri harus diteruskan pemberian makanannya. Berikan diet lunak tinggi kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi. Dosis tunggal tinggi vitamin A (200.000 IU) dapat diberikan untuk menurunkan tingkat keparahan disentri, terutama pada anak yang diduga mengalami defisiensi. Untuk mempersingkat perjalanan penyakit, dapat diberikan sinbiotik dan preparat seng oral8,9. Dalam pemberian obat-obatan, harus diperhatikan bahwa obat-obat yang memperlambat motilitas usus sebaiknya tidak diberikan karena adanya risiko untuk memperpanjang masa sakit.
c. Antibiotika
• Anak dengan disentri harus dicurigai menderita shigellosis dan mendapatkan terapi yang sesuai. Pengobatan dengan antibiotika yang tepat akan mengurangi masa sakit dan menurunkan risiko komplikasi dan kematian.
• Pilihan utama untuk Shigelosis (menurut anjuran WHO) : Kotrimoksazol (trimetoprim 10mg/kbBB/hari dan sulfametoksazol 50mg/kgBB/hari) dibagi dalam 2 dosis, selama 5 hari.
• Dari hasil penelitian, tidak didapatkan perbedaan manfaat pemberian kotrimoksazol dibandingkan plasebo10.
• Alternatif yang dapat diberikan : o Ampisilin 100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis o Cefixime 8mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis o Ceftriaxone 50mg/kgBB/hari, dosis tunggal IV atau IM o Asam nalidiksat 55mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.
• Perbaikan seharusnya tampak dalam 2 hari, misalnya panas turun, sakit dan darah dalam tinja berkurang, frekuensi BAB berkurang, dll. Bila dalam 2 hari tidak terjadi perbaikan, antibiotik harus dihentikan dan diganti dengan alternatif lain.
• Terapi antiamebik diberikan dengan indikasi : o Ditemukan trofozoit Entamoeba hystolistica dalam pemeriksaan mikroskopis tinja. o Tinja berdarah menetap setelah terapi dengan 2 antibiotika berturut-turut (masing-masing diberikan untuk 2 hari), yang biasanya efektif untuk disentri basiler.
• Terapi yang dipilih sebagai antiamebik intestinal pada anak adalah Metronidazol 30-50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Bila disentri memang disebabkan oleh E. hystolistica, keadaan akan membaik dalam 2-3 hari terapi.
d. Sanitasi
Beritahukan kepada orang tua anak untuk selalu mencuci tangan§ dengan bersih sehabis membersihkan tinja anak untuk mencegah autoinfeksi.
Terima kasih banyak
BalasHapusArtikel ini sangat membantu๐๐๐
Casino Near Bryson City, NC 28728 - Mapyro
BalasHapusFind ์ค์ฐ ์ถ์ฅ์ต Casino Near Bryson City, NC 28728 in Bryson City, ํ๋ฐฑ ์ถ์ฅ์ต NC and ๊นํด ์ถ์ฅ์ต other nearby North ๊ณ๋ฃก ์ถ์ฅ๋ง์ฌ์ง Carolina casinos. MapYRO is a ๊ฐ์๋ ์ถ์ฅ๋ง์ฌ์ง free social network and real time driving